Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Januari 2012

TEORI BELAJAR KOGNITIF

TEORI BELAJAR KOGNITIF

1.      Bagaimanakah cara membantu siswa dalam memproses informasi dalam memori jangka pendek dan selanjutnya menempatkannya dalam memori jangka panjang dalam pembelajaran ?
Jawab :
Satu cara untuk menyimpan informasi di dalam memori jangka pendek adalah siswa diusahakan untuk memikirkan informasi itu atau mengucapkannya berkali-kali. Proses mempertahankan informasi dengan cara berulang-ulang dalam memori jangka pendek ini disebut menghafal atau rehearsal. Menghafal sangat penting bagi siswa dalam belajar, karena semakin lama suatu butir tinggal di dalam memori jangka pendek, semakin besar kesempatan butir itu akan ditransfer ke memori jangka panjang. Tanpa pengulangan, kemungkinan butir itu tidak akan tinggal di memori jangka pendek lebih dari sekitar 30 detik. Karena memori  jangka pendek mempunyai kapasitas yang terbatas, maka informasi itu dapat hilang karena terdesak oleh informasi lainnya.
Berkaitan dengan usaha penempatan informasi ke memori jangka panjang maka guru harus mengalokasikan  waktu pengulangan selama mengajar di kelas. Mengajarkan banyak informasi terlalu cepat cenderung tidak efektif, karena kecuali siswa diberikan waktu untuk mengulang-ulang tiap butir informasi baru, informasi yang disampaikan kemudian cenderung mendorong informasi pertama keluar dari memori jangka pendek mereka. Pada saat guru menghentikan pelajaran dan bertanya kepada siswa apakah ada pertanyaan, guru juga memberi siswa sedikit waktu untuk berpikir ulang dan secara mental mengulang tentang apa yang baru saja dipelajari. Ini membantu siswa memproses informasi dalam memori jangka pendek dan selanjutnya menempatkannya ke dalam memori jangka panjang.

2.      Bagaimanakah cara yang mudah bila anda disuruh mengingat daftar belanja berikut ini :
Tepung, soda, saus Lombok, kentang, hamburger, saus tomat, sari jeruk, peter seli, mayonnaise, susu, hot dogs, apel, lada, kue, oregano, selada, telor, spaghetti, merica, mentega, tomat kalengan, sirup, bawang dan roti.
Jawab :
Cara yang mudah bila disuruh mengingat daftar belanja yang disebutkan ada 24 butir makanan adalah dengan cara mengorganisasikannya sesuai dengan pola yang bisa kita kenali. Sebagai contoh misalnya kita buat pola tiga berkas memori yaitu sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Di dalam setiap berkas, ada menu makanan dan minuman, untuk makan siang dan makan malam ada hidangan cuci mulut. Dengan cara ini kita akan mudah pada saat masuk ke pasar atau took maka yang terpikirkan untuk pertama kali adalah saya butuh bahan makanan dan minuman untuk sarapan, makan siang dan makan malam, sehingga yang pertama dibeli adalah bahan untuk sarapan, selanjutnya bahan untuk makan siang dan terakhir bahan untuk makan malam. Contoh pengorganisasiannya adalah sebagai berikut :

Menu sarapan :
Makanan
Minuman
Pencuci Mulut
Pancake :
·         Tepung
·         Susu
·         Telor
·         Mentega
·         Sirup
Sari jeruk
-

Menu makan siang :
Makanan
Minuman
Pencuci Mulut
Hot Dogs :
·         Hot Dogs
·         Roti
·         Saus Lombok
·         Merica

Salad kentang :
·         Kentang
·         Mayonnaise
·         peterseli

Soda gembira
apel

Menu makan malam :
Makanan
Minuman
Pencuci Mulut
Spaghetti :
·         Spaghetti
·         Bawang
·         Hamburger
·         Tomat kaleng
·         Saus tomat
·         Lada

Salad :
·         Selada
Susu

Kue

3.      Satu alasan penting mengapa orang lupa adalah terjadinya interferensi (informasi terdesak keluar informasi yang lain). Bagaimanakah cara yang harus ditempuh guru untuk mengatasi masalah itu dalam pembelajaran ?
Jawab :
Untuk menghindari interferensi atau adanya hambatan oleh adanya informasi lain dalam memori adalah bahwa guru harus memperhitungkan keterbatasan kapasitas memori jangka pendek dengan memberi siswa waktu untuk menyerap atau melatih (yaitu, mengulang-ulang secara mental) informasi baru sebelum memberikan mereka pengajaran tambahan. Guru juga memberikan perhatian penuh dan pengulangan mental dalam memantapkan informasi  sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran.

4.      Terjemahan slide :
·         In this chapter, we turn from behavioural theories of learning to the cognitive perspective (p.293)
Pada bab ini, kita beralih dari teori-teori perilaku belajar ke perspektif kognitif.
·         This means a shift from ‘viewing the learners and their behaviours as products of incoming environmental stimuli’ to seeing the learners as sources of plans, intentions, goals, ideas, memories, and emotions actively used to attend to, select, and construct meaning from stimuli and knowledge from experience. (p.293)
Hal ini berarti suatu pergeseran dari ‘memandang siswa dan perilaku mereka sebagai produk dari hasil rangsangan lingkungan’ ke memandang pelajar sebagai sumber-sumber  perencanaan, tujuan-tujuan, ide-ide, memori-memori dan emosi-emosi yang secara aktif digunakan untuk menghadirkan, memilih dan membangun makna dari rangsangan dan pengetahuan dari pengalaman.
·         In other words the learner is seen as central in constructing her own learning rather than responding to the rewards and punishments around her. So the source of control (over what is learned) moves from the teacher to the learner (p.293).
Dengan kata lain, siswa dipandang sebagai pusat dalam membangun pengetahuannya sendiri daripada menanggapi hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman di sekitarnya. Sehingga sumber dari kontrol (atas apa yang telah dipelajari ) berpindah dari guru ke siswa.

Penerapan dalam pembelajaran dari teks di atas :
Cara pandang melihat siswa adalah tidak hanya dari sisi behavior saja tapi lebih dari itu adalah pada sisi kognitif, bagaimana posisi guru pada saat pendekatan behavior adalah sebagai teacher centre, dan hal ini berubah pada saat menggunakan pendekatan kognitif, dimana siswa sebagai pusat atau student centre. Untuk aplikasi di kelas sebagai contoh dalam suatu pembelajaran IPS dengan materi nilai dan norma sosial, metode pembelajaran yang digunakan adalah cooperative inquiry, siswa secara berkelompok menemukan pengetahuannya sendiri tentang contoh nilai dan norma sosial di sekolah dan masyarakat sekitar. Pada proses menemukan pengetahuan ini, siswa adalah sebagai pusat dari segala aktivitas pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.

5.      Terjemahan slide :
·         Attention is selective. Attention is focus on a stimulus. By paying attention to selected stimuli and ignoring others, we limit the possibilities that we will perceive and process. (p.299)
Perhatian adalah selektif. Perhatian berfokus pada suatu stimulus. Dengan memberikan perhatian pada stimuli yang terpilih dan mengabaikan yang lain, kita membatasi berbagai kemungkinan bahwa kita akan menerima dan memroses.
·         What we pay attention to is guided to a certain extent by what we already know, what we need to know and what we would like to know so attention is involved in and influenced by all three memory processes in figure 7.1 (p.299)
Apa yang kita perhatikan dibimbing sampai pada taraf tertentu oleh apa yang telah kita ketahui, apa yang kita perlu tahu dan apa yang ingin kita ketahui sehingga perhatian dilibatkan di dalam dan dipengaruhi oleh ketiga memori pemrosesan  pada gambar 7.1
·         Attention is also affected by what else is happening at the time, by the complexity of the task, and by your ability to control or focus your attention. (p.299)
Perhatian juga dipengaruhi oleh apa yang selain terjadi pada waktu itu, oleh kompleksitas tugas, dan oleh kemampuanmu untuk mengontrol atau memfokuskan perhatianmu. (p.299)
·         Attention takes effort and is a limited resource. (p.299)
Perhatian melakukan usaha dan merupakan sumber daya yang dibatasi.
·         We can pay attention to only one cognitively demanding task at a time. (p.299)
Kita dapat memberikan perhatian secara kognitif saja dalam tuntutan tugas pada suatu waktu.
·         Automaticity is the ability to perform theroughly learned tasks without much mental effort.(p.300)
Automatisitas adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang dipelajari secara menyeluruh tanpa banyak usaha mental.

Penerapan dalam pembelajaran dari teks diatas :
Untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran di kelas, maka guru harus berupaya keras menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, dikarenakan perhatian itu selektif, demikian pula siswa akan memilih materi apa yang menarik untuk dipahami, didengar atau dilihat tergantung pada stimulant.
Contoh dalam pembelajaran IPS materi lembaga keluarga, submateri tata cara perkawinan adat Jawa. Guru dalam membahas materi tersebut menggunakan media film VCD yang berisi rekaman video prosesi pernikahan milik keluarganya siswa yang baru saja menikah. Ternyata perhatian siswa fokus pada tayangan dan mereka menjadi tahu bagaimana prosesi perkawinan adat Jawa tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar